Awas, Ada Jurig Missed Calls!
“Aduh,
handphone saya gak ada!!!”
“Jangan
panik dulu! Coba missed calls”.
Sepenggal
percakapan di atas mungkin sering terdengar atau bahkan kita alami. Ketika
seseorang panik mencari handphone,
maka secara refleks orang yang berada di dekatnya akan menyarankan untuk memissed-calls dengan tujuan handphone tersebut segera ditemukan. Di
masa pendewaan teknologi seperti saat ini, handphone
bukan lagi barang aneh, namun kini handphone
sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Karena kegunaannya sebagai alat
komunikasi multifungsi, kita tidak bisa terlepas dari handphone dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan handphone, kita dapat saling mengirim
kabar, menginformasikan sesuatu, bercengkarama, atau bahkan berdiskusi setiap
saat walaupun jarak saling berjauhan.
Melalui handphonelah kita mengenal kata missed
calls. Missed calls dalam bahasa
Indonesia berarti panggilan yang terlewatkan atau penggilan yang tak
terjawab/diterima. Rasanya dari menu pengaturan bahasa di handphone itu sendiri, kita sudah bisa mengetahui apa terjemahan dari
missed calls. Permasalahannya bukan
pada arti atau terjemahan kata tersebut, tetapi pemakaiannya di masyarakat.
Penggalan percakapan yang ditulis di atas
memperlihatkan terjadinya perubahan dalam kata missed calls. Ada dua perubahan yang terjadi kata missed calls dalam pemakaiannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pertama, dari segi pembentukan
kata (morfologis) kata missed calls termasuk
kata benda, namun dalam percakapan di atas kata missed calls digunakan sebagai kata kerja. Jika kita ingin mengubah
kata missed calls dari kata benda
menjadi kata kerja, seharusnya diberi imbuhan depan me- (menjadi memissed-calls)
atau imbuhan depan di- (menjadi dimissed-calls). Dalam kasus di atas
alangkah lebih baik jika kita menggunakan kata dihubungi saja ketimbang kata dimissed-call.
Kedua, dari segi makna (semantik)
kata missed calls berarti panggilan
yang tidak terjawab. Contoh kasus, satu waktu si A bermaksud menelepon si B,
namun oleh si B tidak dijawab secara sengaja atau tidak sengaja karena beberapa
sebab. Nah, seperti itulah yang dimaksud missed
calls atau panggilan tidak terjawab. Lalu bagaimana kata missed calls yang dipakai masyarakat
sekarang? Satu waktu si A menelepon si B, lalu dengan sengaja si A memutuskan
panggilan telepon tersebut sebelum si B sempat menjawab. Kasus seperti ini
sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tujuan melakukan missed calls seperti itu bisa
bermacam-macam; ada yang hanya iseng-iseng, ada yang ingin mencari perhatian,
dan ada juga yang minta ditelepon balik. Jadi perlu ditekankan lagi, konsep missed calls yang sesungguhnya yaitu
suatu panggilan tidak dijawab/diterima secara sengaja atau tidak sengaja oleh
pihak yang ditelepon, bukan pemutusan telepon oleh pihak yang menelepon.
Makna baru dari kata missed calls sudah mengakar masyarakat. Sekarang kata tersebut
sudah menjadi jargon baru bagi pengguna telepon seluler (handphone). Lebih parahnya lagi, sekarang missed calls seperti menjadi suatu kebiasaan (budaya) masyarakat di
Indonesia. Fenomena lainnya yang lucu, kata missed
calls sering pula diucapkan ketika seseorang mencari barang-barang lain.
Masyarakat Indonesia khususnya urang
Sunda memiliki julukan untuk orang yang sering melakukan missed calls dengan sebutan jurig (hantu)missed calls. Terserah tujuan
atau alasan seseorang melakukan missed
calls, yang penting orang yang dimissed-calls
tidak merasa terganggu dan maksud missed
calls tersebut tersampaikan. Jadi apakah anda termasuk jurig missed calls?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar