Senin, 05 September 2011

Di bawah Hujan


Di bawah Hujan

Seperti terjebak kemarau terlampau panjang,
tanah-tanah begitu gerah penuh amarah.
Lalu hujan turun sore itu, mengabulkan doa-doa ilalang.
Anak-anak pun berlari menuju padang-padang.

Dilukiskannya warna pada langit kelabu, namun warna-warna
tak tampak melengkung juga. Tak apa, toh tawa masih milik mereka.
Seperti katak-katak merapalkan doa, mereka menyanyikan
melodi syukur atas hujan sore itu.

Nak, suduh cukup main hujannya, nanti kamu sakit!
Emak memanggil anaknya yang masih duduk di bawah hujan.
Ia bingung dengan kelakukan anaknya itu.

Justru hujan akan mengobati sakitku, Mak!
Apa Emak tidak lihat tubuhku yang retak-retak,
ditempa kemarau tak kenal musim?
Hujan akan mengaliri nadi-nadi di tubuhku, lalu mencipta danau.
Padang-padangku akan ditumbuhi buah dan umbi, jadi
Emak, tak lagi usah payah menengadah di lampu merah!


Karawang, 2 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar